Kamis, 09 Februari 2012

Tentang Avenged Sevenfold

Awal Karir Avenged Sevenfold

September 19th, 2011 by nanoa7x
Awal Karir Avenged Sevenfold - Informasi tentang Avenged Sevenfold. Band dengan genres Hard Rock,Heavy Rock, Heavy Metal, Metalcore ini berasal dari Huntington Beach, California USA, dan dibentuk pada tahun 1999. Band ini mencapai sukses dengan album mereka City of Evil pada tahun 2005, yang meliputi single seperti “Burn It Down”, “Bat Country,” “Beast and the Harlot” dan “Seize the Day.” Kesuksesan band ini diikuti dengan album berikutnya self-titled album, yang di isi single seperti “Critical Acclaim”, “Almost Easy”, “Afterlife”, “Scream” dan “Dear god”.
avenged sevenfold
avenged sevenfold
Avenged Sevenfold muncul dengan suara Metalcore pada dua album pertama mereka, tetapi kemudian mengubah gaya musik mereka menjadi rock yang lebih keraslihat saja di album City of Evil gan. Band ini sendiri telah menerima banyak penghargaan atas keberhasilan mereka di seluruh dunia, Mereka saat ini sedang dalam produksi album studio kelima mereka.
Pada tahun 1999 dengan personil aslinya yaitu M. Shadows, Zacky Vengeance, The Rev dan Matt Wendt, Sebelum merilis album pertama mereka, band ini merekam dua demo lagu pada tahun 1999 dan 2000, dengan nam, Sounding the Seventh Trumpet, direkam ketika anggota nya masih duduk di sekolah menengah. Setelah gitaris Synyster Gates bergabung dengan band ini, pada akhir 1999. mereka membuat pengantar lagu yang berjudul “To End the Rapture” dan sempat di rekam ulang menampilkan elemen band penuh. Album ini kemudian dirilis ulang pada Hopeless Records pada tahun 2002. Pada bulan Agustus 2003 mereka merilis album Waking the Fallen on Hopeless Records, dan setelah itu mereka mulai main pada acara Warped Tour. Dan membuat video “Unholy Confessions”, setelah itu sinar band ini pun mulai terlihat dibuktikan dengan memasuki industri music di USA, seperti MTV, dan menjadi bintang tamu di berbagai acara di amerika ga, nah Tak lama setelah merilis album Waking the Fallen, band ini pun mendapatkan kontrak di Hopeless Records dan Warner Bros.

Rabu, 01 Februari 2012

Profil lengkap James Owen Sullivan "The Rev"

Profil lengkap drumer avenged sevenfold the rev


by Miko on 03:34 AM, 26-Apr-12


Dilahirkan
dengan nama James Owen Sullivan Dikenal juga
sebagai The Reverend
Tholomew Plague, Rat
Head, The Rev, Mr.
Plague, Jimmy Genre Metalcore, Hard Rock, Heavy Metal, Third Wave Ska , Avant- Garde Metal, Hardcore Punk Pekerjaan Musician, Songwriter, Drummer, Percussionist Instrumen Drums,Guitar, Bass, Piano, Vocals Tahun aktif 1999–2009 Label Warner Bros. Records, Good Life Recordings,
Hopeless Records,
Bucktan Records Dipengaruhi
oleh Avenged Sevenfold Pinkly Smooth
Suburban Legends,
Ballistico James Owen Sullivan , (lahir 9 Februari 1981 – meninggal 28 Desember 2009 pada umur 28 tahun; lebih dikenal dengan
nama The Rev atau The Reverend Tholomew
Plague ) adalah seorang drummer sekaligus penyanyi
latar untuk grup musik Avenged Sevenfold . The Rev juga menjadi lead vocal pada
grup musik Pinkly Smooth. Karier Ia memperoleh sepasang stik
drum pada usia lima tahun,
dan menerima drum sendiri
pada usia sepuluh. Hanya
dalam waktu satu tahun, dia
sudah bermain "The Black Page" dengan mahasiswa
dalam ansambel perkusi yang
dilakukan oleh gurunya. Di SMA, bergabung Avenged
Sevenfold sebagai salah satu
anggota pendiri band ini.
Sullivan adalah drummer band
ska band Suburban Legends.
Pada usia delapan belas tahun dia merekam album pertama
dengan Avenged Sevenfold
berjudul "Sounding the
Seventh Trumpet". Kemudian
dalam hidupnya ia
dipengaruhi oleh drumer Vinnie Paul, Mike Portnoy, dan
Terry Bozzio. Dia bahkan
memiliki pengaruh "visual",
Tommy Lee, di mana ia
berkomentar bahwa "Saya
tidak menyangka akan memiliki salah satu dari
mereka." Kemampuan
Sullivan yang disebutnya
"'The Double-ride' adalah suatu
teknik yang dapat didengar
pada lagu" Almost Easy "di mana dia bermain ganda
sampai pada tempo cepat
antara double bass dan cymbal
naik. Perusahaan drum "Drum
Workshop" mengesahkan The
Rev dan berkata dia bisa punya drum yang ia inginkan,
sehingga ia memilih double
bass drum, yang ia lebih pilih
daripada double bass pedal.
The Rev tidak hanya bermain
drum, dia adalah vokalis, pencipta lagu, dan pianist
untuk Avenged Sevenfold
juga. Keterampilannya sebagai
seorang pianis dapat didengar
pada lagu "Warmness In Soul"
di mana bagian pianonya adalah fokus utama dari lagu
yang mencakup solo ditulis
oleh The Rev. Vokalnya
ditampilkan dalam "Avenged
Sevenfold A Little Piece of
Heaven "," Brompton Cocktail "," Gunslinger "," Lost ", dan"
afterlife". Pengetahuannya
tentang gitar dan piano untuk
menulis lagu-lagu" "Almost
Easy," A Little Piece of Heaven
", "afterlife" dan "Brompton Cocktail" yang muncul di
album Avenged Sevenfold
selfl-titled. Dia juga
memberikan kontribusi untuk
pembuatan "Critical Acclaim"
dan "Lost". Band ini menjadi sangat populer dan
memenangkan MTV Music
Award untuk Best New
Artist pada tahun 2006. Dan
pada tahun 2009, dalam jajak
pendapat dari beberapa drumer terbesar di dunia yang
dilakukan oleh Majalah
Rhythm, The Rev mendapat
tempat sebagai drumer ke 41
terbesar sepanjang masa, dan
ia termasuk pemain Drum terhebat di dunia yg berada di
urutan ke-9.

Selasa, 31 Januari 2012

Fakta tentang kaskus

1.1.000.000 lebih id kaskus kloningan (masih pekiraan)
kaskus-forum.blogspot.com - <===10 fakta seputar kaskus===>

menurut analisis saya 1 jeti lebih id kaskus adalah kloningan mungkin belom pasti tapi klo pun jumlahnya berbeda pasti gak bakal jauh dari angka 1.000.000 ya ntah tujuannya apa ntah iseng2 ntah jualan ato ngejar post biar klo dah iso ntar buar ngirimin cendol ke prime id

2.banyaknya kaskuser yang benci ama malingsial

yah yang ini gak perlu ditanya lagi kenapa pada gak suka apalagi si maling pada suka banget ngerusuh di forum kita tercinta ini

3.junker dan trit BB bertambah sesudah konflik antara momod and mimin

ya konflik ini bikin perpecahan di kaskus kita ini karena hal itu beberapa momod jadi pada pensiun akhirnya mimin pun ambil keputusan dengan mengangkat beberapa momod baru yang klo ane bilang (maaf) kinerjanya kurang memuaskan yg akhirnya trit BB bertambah banyak junker dan bot juga turut bertambah

4.beberapa orang beranggapan negatif tentang kaskus

ya hal ini dikarenakan kaskus yg dulunya ada forum BBnya juga beberapa trit yg turut mengejek beberapa artis jadi beberapa orang beranggapan negatif tentang kaskus padahal kita yg kaskuser kita ikut ngaskus mungkin gak semua tapi mayoritas untung berdagang dan nyari info walaupun ane juga gak suka sama si o*ga tapi ane juga takut orang gak mau join kaskus gara2 hal itu

5.orang2 di bawah umur banyak yang ikut nimbrung di kaskus

Kamis, 06 Oktober 2011

Butuh Cepat!

Kata tmn gua ada aplikasi Roll a Joint, tapi download nya bkn di market, di kaskus.. Tapi gua cari2 kok gak ada ya? Kalo ada yg tau tolong secepatnya ksh tau gua ya!

Senin, 26 September 2011

Bahasa Inggris

Bahasa Inggris Lucu

Setelah kupikir-pikir lagi bahasa inggris itu lucu dan rumit juga. Bagaimana tidak? misalnya huruf dobel oo dibaca u, seperti book dibaca buk. Gak hemat huruf. Kadang-kadang huruf yang sama malah dibaca berbeda, misalanya CUT (dibaca kat), sedangkan PUT dibaca tetap put juga, kenapa ngga pat?. Sedangkan AIR malah artinya UDARA, PUPPY (baca papi) artinya anak anjing. Kalau Buffalo (baca bafalo atau bapak lo) artinya kerbau. Kalau COW (baca kau) artinya sapi.  Jadinya: Papi anak anjing, bapaklo kerbau, kau sapi. hahaha…
Contoh lainnya: mau bilang satu buku dalam bahasa inggrisnya adalah a book, kalau dua buku harus bilang two books. Mengapa kok ditambah s segala? Sedangkan tomato jika lebih dari satu tidak boleh tomatos harus ditambah es menjadi tomatoes. Setahu saya kalo tomat ditambah es menjadi es tomat!.

Sabtu, 24 September 2011

Cerita di sekolah

Aku mau cerita tentang cerita serem di sekolahku. Sekolahku, kan sekolah baru, jadi masih ada lantai atas yang lagi dibangun. Nah, pas itu, ada murid kelas rendah yang naek2 tangga ke lantai atas yang baru dibangun. Aku dan temanku lagi main di dekat tangga, dan ada guru yang ngeliat murid2 itu naik.

"Cepet kejar!", perintah guruku kepada aku dan temanku. Dengan cepat kami berlari keatas, dan aku sudah berada tepat di belakang anak-anak itu, dan saat mau kutarik bajunya, tiba-tiba anak-anak itu menghilang!

"Eh anak2 nya kemana?" tanya temanku. Aku bingung bukan kepalang.

"Gak tau! tadi perasaan ada disini!" jawabku.

"Eh jangan nakut-nakutin, ya!" temanku memang terlihat ketakutan.

"Gak kok!" dan tiba-tiba terlihat anak2 itu lagi, di dekat lorong yang menuju kamar mandi.

"Ayo kejar!" seru temanku. Aku dan temanku langsung mengejarnya. Anak2 itu berjalan lambat, dan dengan cepat aku bisa kembali kebelakangnya.

"Nga-" sebelum aku bisa menggapai anak itu, anak itu sudah hilang lagi, dan sekarang ada di kamar mandi.

"Woy! mau kabur kemana lagi?!" seruku dan temanku sambil berlari kekamar mandi. Dan di kamar mandi itu ada darah banyak.

"Anak2 nya mana?" tanya temanku.

"Gak tau! kita kebawah aja, yuk! serem nih, disini!" ajakku sambil ambil langkah seribu.

Saat sampai di bawah, ada anak yang tadi kami kejar. Anak itu sedang mengobrol dengan guru tadi.

"Bu, anak-anaknya gak berhasil ketangkep!" laporku.

"Memangnya kalian ngapain? kok main2 ke atas, sih?" tanya guruku bingung.

"Lah, kan ibu yang nyuruh kami keatas!" protes temanku.

"Apa, sih? orang ibu ada di ruang guru tadi!" bantah guruku.

"Nah lo... jadi siapa yang tadi kita kejar?" tanyaku, berbisik ketemanku. Temanku itu tampak pucat,dan dia menunjuk ke arah sudut dinding.

"ITU!" teriaknya.

"Mana?" tanyaku sambil mendekati tempat yang dia tunjuk.

"I-itu..." dan aku merasakan ada tangan yang memegang bahuku. Tangan itu dingin sekali, dan aku merinding.

"Yang bener aja, ah!" teriakku sok berani, tapi aku tetap ketakutan.

"BENER!" teriak temanku parau.

Langsung saja aku narik lengan temanku dan membawanya kembali kekelas dengan segera.

THE END.

Rabu, 07 September 2011

Cerita horror

Rojas, 15, Sarawak

Malam itu di asrama anak laki-laki panas sekali. Dan Husein masih belum bisa tidur. Berkali-kali ia membalikkan badannya di tempat tidur sambil mengumpat-umpat.

"Kenapa aku harus tidur secepat ini? Aku kan sudah sehat!"

Sudah tiga hari ia menempati klinik asrama karena radang tenggorokan yang dideritanya. Sebenarnya sore itu dokter sudah menyatakan bahwa ia sudah sembuh, tapi ia hanya mengijinkan untuk kembali ke kamarnya esok paginya.

"Besok saja ya, sekarang kan tanggung, kamarmu yang dulu belum dibersihkan. Nanti kalau kamu sakit lagi gimana? Kamu nggak mau penyakitmu bertambah parah kan?" Dokter Hamed berujar sambil tersenyum. Suster Ema yang berdiri di samping pak dokter ikut mengiyakan sambil mengacak-acak rambut Husein.

“Betul, Nak. Tadi waktu saya ke sana ternyata dinding sebelah kananmu masih dicat, dan kemungkinan baru selesai besok pagi. Sabar ya, Nak. Lagipula kamarmu yang ini kan jauh lebih luas dan jendelanya pun jauh lebih besar. Besok saja ya, Nak?”

Husein terpaksa menurut sambil bersungut-sungut. Sialan, umpatnya, bisa mati kebosanan aku di sini. Tinggal selama tiga hari di klinik asrama itu sendirian yang letaknya bersebelahan dengan kamar ibu asrama terasa tiga tahun baginya. Tidak ada televisi dan radio. Sungguh membosankan! Setiap hari yang dikerjakannya hanyalah membaca buku-buku cerita usang yang dipinjamnya dari Syahril, anak tukang kebun di asrama tersebut.

“Anak Kancil Bertemu Dengan Berry si Beruang Coklat..” Husein menggumam sambil jari jemarinya menyeruak halaman demi halaman buku cerita lusuh yang dipegangnya tersebut. Apa remaja seumur dia masih suka membaca buku cerita anak-anak seperti ini? Husein menggeleng-gelengkan kepalanya sambil diam-diam menertawakan Syahril yang memang penampilannya lugu dan polos. Pantas dia masih menjomblo, Husein tersenyum sambil membayangkan Syahril dengan sandal jepit biru dan kaos oblong kedodoran yang hampir setiap hari dikenakannya tersebut.

Hawa di ruangan kecil di samping kamar ibu asrama tersebut masih terasa panas. Tetapi Husein sudah tidak mengindahkannya lagi. Ia sedang asyik dengan cerita Kancil dan Beruang yang terdapat di hadapannya. Baginya tiada jalan lain untuk membunuh waktu yang membosankan tersebut dengan memaksakan dirinya memahami dan terlarut dengan setiap aluran cerita yang terpaksa direguknya kata demi kata.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah satu pagi. Sayup-sayup terdengar suara binatang malam bersahutan dari luar jendela kamarnya diiringi sesekali suara lembut hembusan angin yang bertiup di sela-sela cabang pepohonan akasia di samping kanan jendela kamar bercat putih tersebut.

Husein memandang ke arah jendela di sampingnya yang terbuka setengah. Angin malam berhembus masuk ke dalam kamarnya yang juga dicat putih. Huh, masih terasa panas, keluhnya sambil mengusap keningnya yang agak berkeringat. Kipas angin di atas kepalanya sudah lama tidak berfungsi lagi. Tangannya bergerak untuk membuka jendela itu lebih besar lagi ketika ia menangkap sesosok bayangan putih berkelebat di atas pohon tepat di seberang kamarnya.

Husein menggosok-gosokkan matanya. Apa itu, pikirnya  penasaran.

Husein kini duduk dengan tegak di atas ranjangnya yang berderit-derit setiap kali ia menggerakkan tubuhnya  yang sedikit gempal. Sosok itu kini terlihat jelas. Ia adalah sesosok wanita muda cantik yang sedang duduk duduk di atas dahan yang tinggi sambil menggerak-gerakkan kakinya dan bersenandung pelan. Seolah-olah ia sedang berayun-ayun di atas ayunan. Rambutnya terlihat hitam lurus ikut bergerak-gerak ditiup angin yang berhembus pelan. Parasnya lembut dan cantik. Wanita misterius itu terus saja asyik bersenandung seolah tak memperhatikan sepasang mata yang mengawasinya dari kejauhan.

Husein menatapnya tak berkedip. Jantungnya berdegup keras. Keringat dingin mulai membasahi sekujur tubuhnya. Tangannya gemetaran. Otaknya seakan berhenti berputar. Dia hanya duduk terpaku menatap pemandangan di depannya.

Sekonyong-konyong wanita itu berhenti bersenandung dan dengan tiba-tiba menatap lurus ke arah Husein yang masih duduk terpaku di dalam kamarnya. Tatapannya tajam dan menusuk. Setajam tatapan elang yang hendak menerkamnya bulat-bulat dari atas pohon. Suasana bertambah hening mencekam. Husein merasakan seolah darahnya berhenti mengalir.

Sebelum Husein sempat menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi, tiba-tiba wanita itu ‘terbang’melayang dari atas pohon tempatnya bertengger dan detik berikutnya wajahnya sudah berada dekat sekali di jendela. Mata mereka saling bertatapan satu sama lain. Wanita itu berdiri begitu dekat dengan wajahnya sehingga Husein bisa merasakan hembusan hawa dingin dari sosok di hadapannya itu. Saat berikutnya tiba-tiba saja wanita itu tersenyum menyeringai. Wajah ayunya digantikan oleh paras yang tiba-tiba terlihat begitu menyeramkan. Taringnya yang panjang dan runcing menyeruak dari senyumnya yang jahat!

Husein tersentak! Dengan refleks ia menutup jendela dan meguncinya serta menutup tirainya rapat-rapat. Tubuhnya gemetaran hebat di atas ranjang. Detik berikutnya ia menjerit sekuatnya sambi berteriak-teriak minta tolong dan menyelubungi dirinya dengan selimut bergaris hijau yang selama ini tidak pernah dipakainya. Tapi kemudian ia teringat bahwa ibu asrama sedang keluar kota dan ia tidak tahu ke mana suster centil yang seharusnya berjaga di kamar sebelah. Sial! Sial! Sial! Sejuta kali SIAL! Ia berkali-kali mengumpat dalam hati.

Kemudian ia  berusaha mengucapkan doa-doa yang pernah dipelajarinya selama ini. Entah karena gugup atau lupa, tidak satu pun doa-doa yang sempurna diucapkannya.

Tapi ia tidak peduli. Ia terus berusaha keras mengucapkan doa-doa sebisanya sampai ia kelelahan dan jatuh tertidur di balik selimutnya yang tebal. Beberapa saat kemudian ia terbangun karena merasa kegerahan. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Pelan-pelan ia membuka selimut yang menyelubungi kepalanya sedikit demi sedikit dan mengintip keadaan kamarnya. Keadaan sunyi senyap. Jam dinding berdetak pelan dan lembut. Husein melirik ke arah jam tersebut. Sudah pukul 2.15 pagi.

Ia menyibakkan selimutnya dan berusaha untuk tidur lagi ketika ia mendengar suara langkah sepatu berhak tinggi di koridor di depan kamarnya. Mungkinkah itu ibu asrama yang baru datang dari luar kota?

Husein baru saja memejamkan matanya ketika ia mendengar seseorang membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk ke dalam.

"Bagaimana keadaanmu hari ini, Sayang?" Suara suster Jane yang genit yang dikenalnya selama ini menenangkannya. Mendadak ia merasa lega karena ia tidak sendirian lagi di kamarnya. Parfum suster Jane mulai menyeruak memenuhi ruang tersebut.

"Eh, baik, Sus. Suster dari mana? Kok sudah selarut ini belum tidur?" Husein berkata. Matanya terkesima tatkala melihat tubuh suster Jane yang terbalut erat di balik seragam putihnya yang terlihat sangat ketat dan sesak. Ia kelihatan lebih cantik dari biasanya.

"Aku baru saja menemai Bu Christin menonton telivisi dan lalu aku jalan-jalan di luar sebentar, soalnya udara panas sekali sih hari ini," Suster Jane berkata pelan sambil mengusap-usap dahi Husein yang basah oleh keringat.

“Kamu sendiri kok belum tidur, Sayang?” Suster muda yang terlihat sangat cantik dan seksi itu tersenyum lagi. Ia begitu lembut dan penuh perhatian. Tangannya yang halus terasa sangat menentramkan hati Husein yang segera melupakan kejadian menyeramkan sebelumnya. Kini jantungnya mulai berdegup kencang lagi. Bukan karena takut. Tapi karena tubuh Suster Jane terlihat semakin indah tatkala ia mendekat untuk mengecup keningnya. Tak lama Husein pun merasa mengantuk dan ia mulai menutup matanya.

"Tidurlah, Sayang..." Suster Jane berkata lembut. Rambutnya yang harum menyapu lembut wajah Husein.

Husein membuka matanya kembali untuk mematikan lampu baca yang ada di samping tempat tidurnya ketika tanpa sadar ia melihat ke arah lantai dan menyadari bahwa yang selama ini dikiranya Suster Jane ternyata kakinya tidak menapak pada tanah melainkan melayang di udara!

Seketika Husein menjerit dan meloncat dari tempat tidurnya dan segera berlari di koridor sambil berteriak-teriak seperti orang gila. Ia berlari ke arah kamar Pak Singh, tukang kebun, yang kebetulan berada tidak jauh dari kamarnya. Ia menggedor-gedor kamarnya sambil berteriak-teriak ketakutan. Matanya nanar dan nafasnya terasa sesak.

Sesaat kemudian Husein sudah berada di dalam kamar Pak Singh, yang masih berusaha menenangkannya. Sementara itu guru-guru dan teman-temannya yang lain yang terbangun oleh teriakannya ikut berdesak-desakan di kamar Pak Singh yang sempit dan mengerubunginya. Mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi.

"Tenang, tenang... Biarkan ia minum dulu," kata Pak Ahmad sambil menyodorkan segelas air putih. Husein menerima air yang disodorkan dan segera meminumnya. Tanpa disadarinya tiba-tiba ia merasa sangat haus, dan ia segera menghabiskan air tersebut. Pak Ahmad dan beberapa staf lain yang sedang bertugas malam itu memandanginya dengan cemas.

“Kamu tidak apa-apa, Nak?”

Husein menggelengkan kepalanya lemah. Kini ia sudah jauh merasa lebih baik dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian setelah ia tenang, ia menceritakan apa yang telah dialaminya malam itu. Semua berpandang-pandangan.

"Pasti itu Aisyah. Ya, itu pasti dia...," orang-orang ribut menggumam.

“Aisyah? Siapa dia?” Dahi Husein berkerut.

Kemudian Pak Singh menceritakan bahwa beberapa tahun yang silam terdapat seorang siswa yang dikeluarkan dari asrama karena berpacaran dengan anak salah seorang tukang kebun waktu itu. Hubungan mereka tidak direstui oleh kedua belah pihak sehingga pihak asrama terpaksa mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah. Sejak saat itu anak laki-laki itu tak lagi menunjukkan batang hidungnya di asrama tersebut sehingga Aisyah merasa putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di atas pohon tepat di depan kamar klinik asrama. Tubuhnya yang telah dingin dan kaku ditemukan pada pagi hari keesokan harinya oleh ayahnya sendiri yang telah mencarinya ke mana-mana malam sebelumnya.